Belitong Negri Laskar Pelangi begitu julukannya sekarang, saya punya wishlist ke tempat ini sejak tahun 2012, tapi niat saya urung, sayangnya untuk mencapai ke sana menurut saya ongkos masih terlalu mahal dari Medan, lalu saya berfikir "ah nanti sajalah itu, toh kalau rezeki tak kemana"
10 tahun kemudian wishlist saya ternyata untuk terbang ke Belitung, menjadi kenyataan. Awalnya saya tak menyangka untuk ikut volunteer dari program 1000 guru, dan bertujuan ke Belitung dengan agenda menuju tempat-tempat yang kebetulan ingin saya lihat. Terutama tempat dimana lokasi syuting film Laskar Pelangi dan Museum Kata Andrea Hirata serta pantai-pantainya yang indah.
Tanggal 1 Agustus 2022 saya sudah berada di Jakarta, ya berangkat dari ibukota Jakarta menuju manapun menjadi mudah dan dekat. Ke Belitung saja ongkos pesawat hanya 500an ribu dan berjarak sekitar 1 jam perjalanan, sama seperti waktu saya ke Palembang tahun 2015 saat itu.
Program 1000 Guru di Belitong.
Saya sebagaimana banyak teman-teman tahu adalah aktivis volunteer, kegiatatan ini saya senangi karna bisa berjumpa orang baru, banyak teman, mengenal tingkah laku dan serta merta pengalaman.
Pengalaman itulah yang menurut saya tak akan pernah terjadi 2 kali dan rasanya pasti berbeda dengan orang lainnya. Jadi yang membedakan value hidup orang satu dengan yang lainnya adalah dari pengalaman hidupnya.
Pertama kali tahu program ini dari Instagram dan sudah lama sekali saya ingin ikut dan daftar, setelah saya pelajari dan ada kesempatan, saya beranikan diri untuk mendaftar. Berani dalam artian di sini adalah kesiapan mental, dana serta badan yang fit. Maklum, terakhir saya ikutan program volunteer adalah orang yang paling tua umurnya haha.
Maka, setelah mendaftar di web mereka dan membayar sejumlah biaya, yang akan digunakan untuk keperluan lainnya selama di lokasi program. Saya pun terpilih menjadi volunteer program ini. Oh ya namanya pun volunteer artinya sukarela ya, menjadi guru di pedalaman Belitong di sekolah asli, dan kita sama sekali tidak tahu sekolah SD mana yang akan kita datangi, dan membayar sejumlah uang adalah hal yang tak lazim dilakukan oleh orang Indonesia apalagi untuk kegiatan sukarela. Untuk lebih tahu tentang program 1000 Guru Traveling and Teaching, bisa kalian kepo-in di instagram serta webnya di sini yaaa. di sini
Okeh,, program yang saya ikuti kali ini berlangsung dari tanggal 5-7 agustus 2022, pertama sekali saya akan membahas mengenai program travelingnya. Karena lokasinya di Belitung, jadi ke pantai adalah tujuan utamanya. So, ini dia rangkumannya.
Hari 1: Puas-puasin di Pantai.
Pertama kita ke Pantai Tanjung Tinggi yang merupakan lokasi syuting Laskar Pelangi dimana Ikal dan temannya lari-larian di bebatuan besar dan lain-lain.
|
Bersama kawan-kawan volunteer dari berbagai daerah di Indonesia |
sesampainya di bandara Belitung, kami semua dijemput oleh founder 1000 guru, mobil van berisi 16 kursi itu hampir terisi penuh oleh kami dan barang-barang, masing-masing memperkenalkan diri sambil berjalan menuju tempat makan yang katanya ada menu khas makanan Belitong.
Puas makan dan berbincang, kami pun berfoto-foto lagi, selama di perjalanan menuju pantai, sang founder yang juga jadi guide kami, menjelaskan apa maksud dan tujuan dari program, sehingga kami pun paham apa yang harus dilakukan selama 2 hari kedepan.
|
Mie Belitong, mirip Mie Rebus Medan, serta air limau segar. |
|
Pantai Tanjung Tinggi yang cantik, banyak bebatuan besar yang exotic.
Lanjut lagi naik boat/perahu untuk berkeliling pulau, (hop and hop island) serta melihat ikan-ikan nemo di perairan laut biru, menyenangkan sekali, perjalanan dengan boat lancar jaya dengan gangguan sedikit ombak dan hujan lebat yang tidak menyurutkan semangat kami menuju Pulau Lengkuas.
Pulau Lengkuas merupakan pulau satu-satunya di Belitong yang mempunyai bangunan khas yaitu, Mercusuar yang sudah lama dibangun sejak zaman pemerintah kolonial Belanda menduduki Indonesia. Bangunan ini masih berfungsi, bila kita ingin menaiki menara sampai ke atas boleh saja tapi tetap ditemani dengan penjaga mercusuarnya ya. Pemandangan di sini sangat cantik, yang mau leyeh-leyeh minum air kelapa, atau berenang boleh saja, kalau saya pilih leyeh-leyeh dan buat konten serta foto-foto. Dan tim 1000 Guru menjadikan lokasi ini tempat makan siang kami.
Setelah puas eksplor pantai di pulau, kita pun bersiap-siap untuk menuju pulau lainnya dan juga sekali dengan agenda lain yaitu Snorkeling, maklum karena saya pemalas, hanya saya seorang lah yang memilih untuk tinggal diam di perahu dan memilih untuk berbincang dengan supir boat hahaha.
Saatnya pamit dari Pulau Lengkuas, dan kegiatan snorkeling selesai, kamipun menuju ke Pulau Batu Berlayar.
inilah dia Pulau Batu Berlayar, dinamakan seperti itu karna batu-batu di sini terlihat dari jauh seperti layar-layar perahu yang sedang terkembang, cantik dan megah. Di pulau ini kita semua masih excited untuk berenang di air biru yang jernih, lagi-lagi saya memilih untuk yahh foto-foto saja. entah kenapa malas, takut masuk angin hahaha. Kita hanya menghabiskan waktu sekejap saja mungkin sekitar 30 menit, karna kita ingin menuju Pantai terakhir untuk mengejar Sunset yaitu Pantai Tanjung Kelayang.
Pantai ini punya pemandangan batu besar yang hampir mirip dengan burung elang yang sedang bertengger di batu juga, entah bagaimana Tuhan menciptakan batu-batu tersebut tersusun indah, hingga mata dan mulut ini tak henti mngucap syukur.
Di Pulau ini, kita tim 1000 guru mampir untuk berkegiatan tracking menuju gua batu yang jalan keluarnya merupakan pemandangan batu melayang yang menyerupai burung tadi, kalau mau, ada juga kegiatan melepas bayi penyu ke pantai, tentu saja dikenakan tarif.
Hingga sampailah pukul 5.30 sore, bak mengejar matahari, kita semua duduk di tepi pantai untuk menyaksikan kemegahan matahari yang sedang turun perlahan dari singgasananya, magis sekali, karena hanya tim kita saja yang ada di di pantai tersebut. |
|
|
Tak lama dari itu, kami pun juga meninggalkan pulau tersebut untuk kembali ke kota, meski seharian ini hanya ke pantai tapi semua pantai yang dikunjungi punya keunggulannya masing-masing. Duh jadi kangen ke pantai lagi.
Hari 2 : Danau Kaolin, Jadi Guru SD, Dan Manggar.
Pagi setelah semua bersiap untuk agenda selanjutnya, kami sarapan di hotel dan tak lupa dressup menjadi guru di Sekolah Dasar pedalaman Belitung. Sebelum sampai ke sekolah kami menuju Danau Kaolin, yaitu lokasi tambang kapur putih yang dikeruk hingga menyerupai danau. Dan hasil kerukan tersebut membentuk bukit/gunung berwarna putih yang cantik.
Setelah puas foto-foto, kita langsung menuju lokasi sekolah, lumayan jauh sekitar 30 menit dari Danau Kaolin.
|
Sampai di sekolah, kami langsung disambut oleh guru-guru sekolah dasar tersebut. Saya dan Friska kebagian mengajar untuk kelas 6 SD dan mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, Cukup Seru sebab mereka di tingkat yang sudah menuju level SMP ini pun masih sedikit bingung dengan bahasa asing. yang harusnya dipelajari pada kelas 3 SD di sekolah-sekolah kota lain. Pengalaman menjadi volunteer guru sebenarnya ini adalah kali kedua saya, dulu ditahun 2017 saya sudah ikut program Kelas Inspirasi Medan yang diadakan di kota saya Medan.
|
Bahasa di Belitong menggunakan bahasa Melayu yang menyesuaikan dialek Belitong, seperti gambar di atas, "Kamek" bermaksud kami dalam bahasa Indonesia, tapi mereka menggunakan sedikit dialek penegasan "ek" di belakang kata kami tersebut.
Manggar, kota kecil asal muasal sebutan kota 1001 warung kopi, dalam buku-buku karangan pakcik Andrea Hirata yang merupakan kota asal penulis, Manggar mempunyai posisi yang amat penting di Belitong, selain ibukota dari kabupaten Belitong Timur, dan selain julukan 1001 warug kopi tadi, di kota ini lah mantan wakil gubernur DKI berasal yaitu bapak Basuki Cahaya Purnama Alias AHOK. Sampai rumah kediamannya pun di pugar menjadi lokasi wisata, yang sekarang disebut Kampung FIFI.
|
pose depan warung kopi yang terkenal di Manggar |
|
objek wisata Kampung FIFI, sebelumnya Kampung Ahok |
Selanjutnya kita menuju Museum Kata Andrea Hirata, duh tak terbilang hati riang gembira menuju lokasi ini, sebab telah menjadi wishlist saya sejak dulu. Buku-buku beliau sudah saya koleksi dari judul pertama sampai sekarang, semuanya cetakan pertama.
Apalagi kalau tidak mengabadikan moment dengan mengambil foto-foto di semua sudut ruangan museum ini.
Museum Kata ini berisi semua karya dari sang penulis Laskar Pelangi, semua catatan, sejarah Belitong, pencapaian tulisan-tulisan beliau serta buku-buku yang telah terbit sampai ke seluruh dunia. Saya cukup bangga pernah kemari akhirnya dan juga mengkoleksi semua buku yang telah dicetak dan membeli yang original.
Tak lama kemudian setelah puas berfoto dan eksplor musium, kami ke "warung kupi kuli" andalan Museum Kata, untuk menikmati kopi khas mereka. Saat itu juga kita di briefing sebentar, bagaimana selama 2 hari ini dengan segala agenda yang sudah selesai, apakah kita masing-masing dari tim sudah saling mengenal. Maka untuk mempererat tali persahabatan sesama kami, mulailah sesi tukar kado. Jadi, masing-masing dari kita sudah mempersiapkan kado jauh hari untuk ditukar disertai degan tulisan dan alasan kenapa barang tersebut harus dipersembahkan menjadi kado.
|
Dan inilah kado saya, yang juga kebetulan dapat dari roomate sekaligus teman mengajar tadi.
|
Trip terakhir sebelum balik ke hotel adalah replika bangunan sekolah lokasi syuting film laskar pelangi, yaitu Sekolah Muhammadiyah Gantong. Karena bangunan ini merupakan replika sehingga sampai sekarang dijadikan objek wisata untuk turis, ruangan kelas juga mirip dengan yang asli. Tak lupa berpose dan menyanyikan lagu soundtract dari film Laskar Pelangi,, duh sungguh terharu.
Maghrib tiba, kami pun berjalan lagi menuju tempat makan malam khas Belitong, yaitu ke rumah makan yang menghidangkan "makan berdulang" ini adalah tradisi makan yang mendahulukan orang yang lebih tua untuk makan terlebih dahulu dalam dulang/talam yang telah terisi nasi dan aneka lauk/sayur.
Demikianlah akhir dari program ini, tak lupa juga dalam perjalanan pulang untuk berburu oleh-oleh yang khas dari Belitong. Oh ya, karena saya suka berbicara dengan penduduk lokal, saya sampai tanya ke penjual martabak, yang kita kenal selama ini sebagai martabak bulan/martabak manis khas Bangka itu, kalau di Belitong nama aslinya adalah Hok lo pan, dengan wangi kueh fresh from the oven, semerbak wangi ke seantero hidung yang membuat kita harus beli dan mecicipinya. Dijual dalam gerobak dengan penampilan seadanya.
|
Oleh-oleh dari belitung |
Baiklah itu saja cerita Belitong saya, semoga saya bisa menjelajah jauh lagi bagian Indonesia yang di Timur sana. Semoga bermanfaat, sejahterahlah guru-guru Indonesia, Semoga jasamu dikenang. Selamat Hari Pendidikan Indonesia. Merdeka.
Kira kira seberapa besar dampak program ini untuk anak anak belitong ini ci? Terus indah indah kali tempatnya yaaa apakah citarasa kulinernya sepadan dengan keindahan tempatnya?
BalasHapusUntuk dampak program sangat terbantu sekali sebab mereka dpt pengetahuan baru yang belom pernah diajarkan oleh guru2 mereka di sekolah sebelum ya. Kalau keindahan tempat memanglah kalau ada kesempatan datanglah kemari. Mungkin Natuna juga mirip seperti ini pantainya. Untuk makanan ya so so lah dengan Medan hehe
Hapusmenjadi sukarelawan sebagai guru di sekolah pedesaan melalui program 1000 Guru Bepergian dan Mengajar, dan pergi ke tempat yang indah, dan mereka menjadi guru sukarela di sekolah pedesaan tanpa mengetahui sekolah dasar mana yang akan mereka kunjungi. apakah program ini bisa berdampak atau berpengaruh terhadap pendidikan seperti dipedesaan diindonesai kak?
BalasHapusSangat berdampak bang,, pada murid yang diajar serta peserta volunteer yang mengajar.
HapusFoto-foto pemandangannya bagus sekali lho mba Desy..
BalasHapusTerutama foto langitnya...
yang biru dan yang jingga
oiya, berarti mba desy ke belitong setelah dari denpasar tahun lalu itu ya?
Iyaa setelah Dari Bali tempat kaka kemaren, beda 2 bln aja hehe
HapusKalo kata caption di sosmed begini kak:
BalasHapusDibayar jadi guru ❌
Mwmbayar jadi guru ✅
Tapi pure ini volunteer banget ya kak chy.
Memang pas lah kita ini kuliah di sospol..
Selalu pol untuk sosial 🤣
Betol lah itu,, eksperien itu yang mahal Cha.. ntah kapan lah awq bisa kesana lagi.
HapusDekat dekat Medan gak ada ya? Kayaknya masalah guru, cukup merata hampir di seluruh negeri..
BalasHapusKoq awak kayak kakak ya, kalo dah ke pantai maunya foto dan leyeh2 aja wkwk aja mana waktunya cuman 30 menit aja, gak cukup lah mau nya 2-3 jam buat berendam hahaha. Pengalaman ngajar yang berkesan ya kak, bisa jalan2 sambil menikmati kuliner setempat 😊. (Iidyanie.com)
BalasHapusKeren kaliii kak. Aku tau tentang keindahan pantai tanjung tinggi ini pas nulis tentang kampung wisata Tanjung Binga. Kalau sering dieksplor dan dibenahi fasilitas-fasilitas wisatanya pasti jadi ladang pariwisata Indonesia..
BalasHapusSeru kali ceritanya... Bagian foto foto batunya buat gagal fokus. Kalau ada di Medan, pengen ikutan.
BalasHapus