picture by google. |
Sejarah Tradisi Imlek
Yang Harus Anda Ketahui
Beberapa hari lagi masyarakat Tionghoa di seluruh penjuru
dunia akan merayakan tahun baru Imlek. Perlu diketahui bahwa Imlek itu bukanlah
hari perayaan keagamaan tertentu, baik itu agama Khonghucu maupun Buddha.
Mungkin karena perayaan Imlek ini dilakukan oleh sebagian orang di Vihara,
sehingga persepsi orang menganggap bahwa perayaan Imlek ini merupakan hari raya
agama tertentu. Padahal Imlek ini merupakan sebuah tradisi untuk menyambut
musim semi serta berakhirnya musin dingin yang dilakukan oleh suku bangsa
Tionghoa di Tiongkok (China). Seiring berkembangnya zaman, tradisi Imlek ini
dijadikan sebagai hari pergantian tahun.
Seperti yang sudah diketahui bahwa perhitungan tahun baru
Imlek ini berdasarkan atas Kalender Surcandra Tionghoa. Dimana kalender
tersebut sudah digunakan oleh negara-negara yang telah mengimplementasikan atas
pengaruh budaya Han seperti Vietnam, Jepang, dan Korea. Hingga ke Asia Timur
seperti Iran, dan daratan Bulgar. Jika tradisi Imlek ini menggunakan kalender masehi maka
tentunya perayaan Imlek ini bisa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda tiap
tahunnya, yakni antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Namun Imlek ini
menggunakan tahun baru dengan perhitungan yang berdasarkan peredaran bulan
mengelilingi bumi, mungkin sama dengan perhitungan tahun Hijriyah. Dan perayaan
tahun baru Imlek ini dirayakan oleh semua orang Tionghoa terlepas dari agama
apapun yang dianutnya. Namun jika sudah berpindah agama, boleh merayakan atau
tidak. Perlu diketahui bahwa tanggal serta tahun baru Imlek dari 1996 hingga
2019, dihitung sekitar 2 minggu lebih awal dari hari shio ( ada 12 shio yang
jadi simbol dari tahun kelahiran). Dan sejarah dari penanggalan Imlek itu
berlangsung selama hampir 2 minggu dimulai sejak hari pertama bulan pertama
yang disebut dengan “pinyin” berkahir dengan Cap Goh Meh, tanggal ke lima belas
saat bulan pertama dikenal dengan nama “Chuxi”.
Pada saat perayaan Imlek digelar, banyak sekali
tradisi-tradisi yang sangat khas seperti penggunaan baju warna merah, makanan
khas imlek, datang ke vihara atau kelenteng, hio untik sembahyang, pagelaran
barongsai, pertunjukkan kembang apai dan petasan , dan lain sebagainya. Menurut
mitos serta kepercayaan orang-orang Tionghoa, bahwa baju merah serta sembahyang
itu memiliki arti yang tidak bisa dilepaskan pada perayaan tahun baru Imlek.
Dimana ada mitos yang mempercayai bahwa jaman dahulu ada seekor raksasa yang
suka memakan manusia yang dikenal dengan nama Nian dari pegunungan yang sering
muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, serta ternak penduduk
desa. Dan pada suatu hari penduduk desa tersebut melihat Nian yang berlari
terbirir-birit ketakutan karena melihat seorang anak yang menggunakan baju
warna merah. Melihat hal tersebut, penduduk desa menganggap bahwa Nian lari
ketakutan terbirit-birit itu dikarenakan oleh melihat warna merah. Untuk
melindungi diri maka penduduk desa itu pada setiap tahun baru, menggantungkan
lentera, gulungan kertas merah di pintu dan jendela. Selain menggunakan baju
merah, mereka juga menggunakan kembang api dan petasan untuk mengusir Nian dari
desainya.
Tradisi yang sudah diyakini secara turun-temurun itu sampai
sekarang masih tetap dilakukan. Walaupun dulu di Indonesia perayaan Imlek ini
sempat dilarang oleh pemerintah. Yang pada waktu itu pemerintahan Indonesia
dipimpin oleh Presiden Soeharto karena dianggap bisa menggangu kestabilan
nasional. Namun sejak era pemerintahan Gusdur, perayaan imlek ini kembali
diijinkan untuk digelar di Indonesia.
Menjelang perayaan Imlek, maka semua orang-orang Tionghoa
yang masih memiliki meja abu leluhur, sehari sebelum perayaan Imlek akan
mengadakan pemujaan kepada para leluhur. Proses pemujaan itu dilakukan dengan
menyiapkan sesajian berupa makanan, buah-buahan yang disimpan di depan foto dan
abu leluhur. Tepat pada hari perayaan Imleknya, para keluarga yang tidak
memiliki meja leluhur datang ke keluarga yang memiliki meja leluhur untuk
berdoa dan sembahyang. Dimana sembahyang kepada leluhur ini merupakan simbol sebagai
rasa ucapan terimakasih dan rasa bakti anak kepada para leluhurnya ketika
mereka masih hidup. Selain melakukan sembahyang kepada leluhur, mereka juga
akan mempersembahkan berupa bakaran seperti bakar uang, mobil terbuat dari
kertas, dan lain sebagainya. Tradisi ini juga menjadi simbol bakti anak
terhadap para kekuhurnya serta apa-apa yang dinikmatinya dalam menyambut
perayaan Imlek.
Selain itu juga, ada berbagi macan tradisi yang biasa
dilakukan oleh masayarakat Cina pada saat merayakan tahun baru Imlek. Yang di
antaranya adalah berkumpul keluarga, makan bersama keluarga besar setelah
sekian lama berpisah. Dan biasanya acara kumpul-kumpul selalu di adakan di
rumah orag tua masing-masing, dan ada juga tradisi saling berkunjung yang
terutama kunjungan dari generasi yang lebih muda ke generasi yang lebih tua
sebagai tanda penghormatan. Pada acara berkunjung atau yang sering disebut
dengan Pai Nian ini, merupakan semua orang akan bangun di pagi hari dan tampil
dengan rapi dengan baju barunya. Dan juga pada perayaan tahun baru Imlek ini,
biasanya akan mempersiapkan makanan makanan khas Imlek yang sangat banyak, dan
mereka biasanya akan menyiapkan makanan di atas nampan yang berbentuk segi 6,8
atau bulat dan sangat beragam. Seperti salah satunya dalah buah kering,
kacang-kacangan, dan permen dan yang tidak boleh ketinggalan yaitu menyajikan
mie. Dengan menyediakan mie, mereke mempercai bahwa kan dapat melambangkan umur
yang panjang, dan kehidupan yang sejahtera.
Tradisi Imlek lainnya yaitu adanya makanan khas yang
mempunyai arti tersendirinya lohh, makan yang tersebar dimana-mana sangat
beraga, dan juga mempunyai banyak arti dan makna. Nah, makanan yang wajib ada
saat perayaan imlek datang adalah kue mangkok yang biasanya diletakkan di atas
puncak susunan kue keranjang yang dapat melambangkan rejeki dan kesuksesan.
Biasanya juga kue mangkok bisa dihidangkan dengan berwarna merah sesuai dengan tradisi Imlek.
Kue Keranjang, yang meruapakan kue ciri khas saat perayaan tahun baru cina. Kue
keranjang ini mempunyai rasa yang manis dan bertekstur lembek dan manis, yang
merupakan campuran dari tepung ketan, gula dan biasanya disebut dengan dodol
Cina. Manisan ini biasanya bisa berbentuk segi 6 atau segi 8, yang isinya ada
kacang-kacangan, asin, dan segala macam kue. Di setiap kotaknya berisi mengenai
macam-macam arti, yang contohnya yaitu biji teratai yang melambangkan tentang
kesuburan dan leci sebagai ikatan keluarga. Jeruk Mandarin, jeruk pada perayaan
imlek ini dapat melambangkan kesuksesan dan kemakmuran. Sehingga jeruk
merupakan makanan yang wajib di perayaan imlek dan yang lebih bagusnya jeruk
yang masih ada daunnya.
Pada saat perayaan tahun baru Imlek, ada juga hal-hal yang
tidak boleh dilakukan. Yaitu tidak boleh membalik ikan saat sedang
menyantapnya, makanan khas Imlek ini selalu mempunyai arti didalamnya yang
contohnya adalah saat memakan ikan kita tidak boleh membaliknya, tidak boleh
menghabiskannya dan menyantapnya keesokkan harinya. Dikarenakan hal ini di
percaya dapat menambah keberuntungan di tahun depan.
Nah,
berbicara soal imlek, di situs iLotte
sedang ada promo khusus imlek dimana anda dapat berbelanja dengan harga miring
lho. Segera penuhi kebutuhan perayaan imlekmu di ilotte.
Selamat hari raya imlek. Gong Xi Fat choi.
Merayakan Tradisi Imlek
Reviewed by Ceritajalan.com
on
Januari 30, 2019
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih sudah memberi komentar dengan sopan