Siapa disini yang tak punya akun instagram,,, its impossible,, bahkan anak SD yang punya HP sekalipun punya akun media sosial, perlu dipahami rata-rata pengguna media sosial di Indonesia per 2018 sekarang ini sudah berjumlah 130 juta orang dari 265juta orang artinya hampir 60 persen masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan aktif menggunakan sosial media. Nah platform yang digunakan biasanya untuk komunikasi seperti whatsapp, line dan bbm, selebihnya untuk twitter, instagram, facebook adalah pengguna tertinggi ke 4 dari seluruh dunia, sungguh angka yang fantastik, nah bagaimana dengan kita, saya saja punya akun media sosial untuk pertama kali adalah friendster, ada yang pernah pakai? ayo tunjuk tangan, artinya selamat anda lahir sekitar tahun 80an (tua).
Yah media friendster sudah tidak digunakan lagi karena keberadaan facebook yang sampai sekarang bertahan, ditambah lagi adanya instagram yang terus berkembang hingga aplikasi ini berinovasi sangat pesat dengan format-format canggih didalamnya.
Orang-orang mulai menggunakan media sosial untuk kepentingan berbisnis, dan semua media sosial punya keunggulan masing-masing tergantung dengan kebutuhan si pemakai.
Saya sendiri menyayangkan path sudah ditutup sekarang ini per 18 oktober 2018 kemarin, mungkin karena tak adanya perkembangan dari aplikasi ini dengan aplikasi medsos sejenis yang hanya membolehkan pertemanan sampai 500 orang saja dan bersifat lebih privasi, itu sebabnya instagram lebih digandrungi karena kelebihannya menggenjot lebih banyak follower/fans dan kita bisa lebih mengekspresikan diri lewat foto, caption dan mention/tag ke orang-orang yang ingin kita tandai. Contoh para artis tanah air hampir rata-rata punya akun instagram (malah ada akun palsunya), membuat tingkat kepo kita semakin bertambah lewat stalking.
Bahkan saya pernah mual lihat medsos, mual dalam artian sebenarnya muntah lebih tepatnya, mungkin karena kepenuhan informasi yang diserap, akhirnya saya puasa medsos dalam sebulan untuk memulihkan kesehatan, luar biasa kan efeknya. Sekarang saya sudah bisa me-manage pemakaian medsos, malah lebih kepada menggunakan untuk share info yang bermanfaat.
Bahkan saya pernah mual lihat medsos, mual dalam artian sebenarnya muntah lebih tepatnya, mungkin karena kepenuhan informasi yang diserap, akhirnya saya puasa medsos dalam sebulan untuk memulihkan kesehatan, luar biasa kan efeknya. Sekarang saya sudah bisa me-manage pemakaian medsos, malah lebih kepada menggunakan untuk share info yang bermanfaat.
Saya sebagai infulencer (ngaku-ngaku) sekarang ini punya akun media sosial ada 6 jenis, pertama facebook, twitter (yang 2 x ganti nama karena lupa password), instagram (admin dari 4 akun), dan whatsapp untuk chat komunikasi pribadi dan grup, serta line dan Youtube, semua medsos ini punya kegunaan dan kelebihan masing-masing bagi saya, tapi fungsi utamanya sekarang adalah (bagi saya) tetap untuk men-share tulisan blog agar banyak dilirik pembaca serta menggaet endorse/sponsor kalau ada yang ingin kerjasama (harapan!!!).
Yaps, serba serbi media sosial dengan konten-konten yang bervariatif dari penggunanya membuat oknum-oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan moment, yang seharusnya digunakan untuk bersenang-senang, berjumpa teman lama dan baru, menjaring relasi bisnis serta untuk media hiburan dan wadah aktualisasi diri, yang diunggah mulai dari foto-foto, video-video dan kalimat-kalimat motivasi yang dishare oleh content creator.
Akan tetapi sekarang medsos mulai tidak fun lagi, terkadang penggunanya sudah tidak cerdas atau malah terprofokasi konten yang tidak disaring terlebih dahulu sebelum dishare, hasilnya berita hoax muncul dimana-mana, ujaran kebencian, ajang saling sindir-menyindir, penyebaran pornografi, media gosip dan cybercriminal lainnya (termasuk penipuan).
Saya sangat menyayangkan hal ini kenapa bisa terjadi, orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan masyarakat awam pengguna medsos yang kurang paham ini untuk menebarkan content negatif yang semakin hari semakin melebar, tentu agar berita-berita tersebut viral.
Padahal masih banyak lagi manfaat positif dari medsos, inilah makanya saya kemarin ikut kelas dari SiberKreasi yang didukung oleh Keminfokom (pemerintah sudah peduli) agar para pengguna aktif medsos cerdas dan bertanggung jawab atas konten yang dibuat ataupun yang dishare, secara pengaruh dari medsos ini kuat sekali, serta bagaimana agar para generasi muda tidak berhenti membuat konten kreatif dan positif untuk dishare.
Tentu saja pembahasan medsos ini tidak hanya sampai disini, masih banyak artikel di internet yang membahas bahwa pengaruh negatif dan positif harusnya bisa dipilih dan diserap dengan baik oleh masyarakat kita, bukan tidak mungkin adanya medsos kita jadi maju terlebih dengan harus banyaknya kelas-kelas pembelajaran (dari pemerintah) untuk para pengguna internet aktif seperti saya agar terus terpacu untuk membuat konten baik dan positif.
Okeh, sekiranya tulisan saya ini bisa menjadi konten yang bermanfaat bagi pembaca saya, semoga kita terus menggunakan internet secara positif supaya apa, supaya kuota internet kita tidak sia-sia bukan. Hwehwe, selamat berkarya.
Media Sosial yang Penuh Sensasi
Reviewed by Ceritajalan.com
on
November 24, 2018
Rating:
Tidak ada komentar:
Terimakasih sudah memberi komentar dengan sopan